You need to enable javaScript to run this app.

Menjadi Guru yang Menguatkan, Bukan Meruntuhkan

  • Jum'at, 05 Desember 2025
  • Kanghaki
  • 0 komentar
Menjadi Guru yang Menguatkan, Bukan Meruntuhkan

Dalam dunia pendidikan, guru bukan hanya penyampai materi, tetapi juga penjaga api semangat dalam diri setiap murid. Di tangan guru, seorang anak bisa tumbuh percaya diri, atau justru merasa tidak mampu.

Karena itu, penting bagi setiap pendidik untuk berhati-hati agar tidak—secara sadar maupun tidak—menjadi sosok yang mematahkan semangat murid.

Kenapa demikian? Silahkan dicek! Semoga kita menjadi guru yang lebih baik lagi. ☘️

✅1. Kata-Kata Guru Sangat Berpengaruh

Bagi murid, terutama yang masih berada pada usia belajar dasar, ucapan guru memiliki bobot besar. Kalimat sederhana seperti “Kamu tidak bisa,” “Kamu memang lambat,” atau “Sudah, biar temanmu saja” bisa tertanam dalam hati mereka dan berkembang menjadi keyakinan negatif. Sebaliknya, kalimat seperti “Coba lagi, kamu pasti bisa,” mampu menumbuhkan keberanian dan kepercayaan diri.

✅2. Murid Tidak Hanya Belajar dari Nilai

Nilai rapor atau hasil ujian bukan ukuran tunggal keberhasilan murid. Ada murid yang lambat memahami, ada yang cepat, dan ada pula yang membutuhkan pendekatan berbeda. Tugas guru bukan mengeluh, tetapi membimbing prosesnya. Ketika guru menilai murid hanya dari angka, maka murid yang belum berhasil akan merasa dirinya gagal, padahal ia hanya sedang belajar.

✅3. Kritik Boleh, Tapi Harus Menguatkan

Guru tentu perlu memberikan arahan dan evaluasi, namun cara penyampaiannya harus membangun, bukan menjatuhkan. Kritik yang tepat fokus pada perbaikan, bukan pada pribadi murid.

Misalnya mengganti kalimat:
❌ “Tulisanmu jelek, makanya nilainya rendah.”
✔️ “Tulisanmu sudah cukup baik, tapi coba rapikan sedikit lagi, kamu pasti bisa lebih bagus.”

✅4. Setiap Murid Punya Latar dan Tantangan Berbeda

Ada murid yang kurang perhatian di rumah, ada yang kesulitan ekonomi, ada yang pemalu, ada yang cepat panik, ada yang gaya belajarnya berbeda. Guru yang memahami hal ini akan lebih bijak dalam merespons perilaku atau hasil belajar mereka. Empati guru sering menjadi penyembuh luka yang tidak terlihat.

✅5. Murid Tidak Butuh Guru yang Sempurna, Tapi yang Mengerti

Guru tidak harus bisa segalanya. Murid tidak menuntut guru menjadi sempurna. Yang mereka butuhkan adalah guru yang mau mendengarkan, mau mengerti, dan mau membimbing tanpa menghakimi. Guru yang mampu melihat potensi, bukan kekurangan.

✅6. Guru Adalah Penumbuh Harapan

Setiap pujian tulus dapat menumbuhkan keberanian. Setiap bimbingan dapat membuka jalan baru. Setiap dukungan dapat mengubah masa depan. Karena itu, guru memegang peran penting dalam membentuk kepercayaan diri dan ketangguhan murid.

Menjadi guru adalah kehormatan. Kita dipercaya membentuk generasi masa depan. Maka jangan pernah menjadi guru yang meruntuhkan semangat murid.

Sebaliknya, jadilah guru yang menyinari, mendorong, dan menguatkan. Karena dari mulut dan sikap seorang guru, seorang murid bisa belajar untuk tidak menyerah dan terus melangkah.

Bagaimana? Semoga bermanfaat ✨

Sumber : https://www.facebook.com/keluargur 

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

Artikel Terkait

Kang Haki

- Ketua -

Jika kamu tak tahan letihnya dan penatnya belajar, maka sungguh kamu akan menanggung perihnya kebodohan (nasehat imam syafi'i). Kulon Progo, 22…

Berlangganan
Jajak Pendapat

Skill apa yang kalian pengin kuasai selama PKL?

Hasil